• Tampilkan postingan dengan label Kajian Fiqih. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label Kajian Fiqih. Tampilkan semua postingan

    Jumat, 29 Mei 2015

    BEM INI DALWA

    Sekilas Pandang FIQIH TAHAWWULAT

    Selama ini kum muslimin mengenal rukun agama ada tiga, yaitu ; Islam, Iman dan Ihsan. Tiga hal inilah yang harus di ketahui oleh setiap orang mukallaf, dan sumber dari tiga dasar agama ini berasal dari hadits Nabi yang terkenal dengan hadits Jibril. Yaitu hadist ketika malaikat Jibril datang pada Rasulullah SAW dengan menyerupai seorang manusia, Jibril datang dan bertanya tentang tiga hal, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Selanjutnya Jibril bertanya kapan kiamat? Yang dijawab oleh Rasulullah dengan jawaban; yang ditanya tidak lebih mengetahui dari yang bertanya. Kemudian malaikat Jibril bertanya tentang tanda-tandanya, setelah puas dengan jawaban Nabi. Malaikat Jibril pergi, setelah itu Rasulullah bersabda pada para sahabat yang menyaksikan semua itu „dia itu jibril yang mengajarkan agama kalian“. Dari hadits itulah ulama mengambil kesimpulan bahwa rukun agama ada tiga, namun menurut habib Abubakar rukun agama ada empat, dengan tambahan mengetahui tanda-tanda kiamat. Rukun ke empat ini diistilahkan oleh beliau dengan istilah fiqih tahawwulat. Bedanya dengan tiga rukun yang pertama, rukun keempat bersifat elastis atau selalu berobah tergantung marhalah (masa)nya. Sedangkan yang lainnya bersifat baku yang tidak bisa berobah dengan peredaran waktu dan zaman. Adapuan faidah mengetahui fiqih ini adalah: mengetahui sikap yang benar dalam menyikapi berbagai fitnah yang timbul disepanjang masa, dengan berdasarkan nasnabawiy. Dimana fitnah yang menjadi tanda-tanda kiamat akan terjadi sepanjang masa, sejak masa Rasulullah hingga pada puncak terjadinya kiamat. Istinbat/pengambilan fiqih tahawwulat ini berdasarkan teks-teks suci/al-Quran dan Hadits dengan menggabungkan antara sejarah peradaban dan realitas masyarakat saat ini. Menurut beliau, tidak sedikit para ulama yang terjebak menjadi pembantu Iblis dan Dadjjal tanpa menyadari akan hal itu, penyebabnya adalah mereka tidak memahami fiqih tahawwulat. Beliau juga mencontohkan sikap para sahabat dan ulama yang menunjukan akan pemahaman mereka terhadap fiqih tahawwulat ini, seperti sikap Imam Ali bin Abi Tolib ketika menghadapi fitnah pemberontak dan khawarij, Ibnu Abbas dan Abu Hurairah menurut beliau termasuk salah satu dari sahabat yang faham betul akan fiqih ini. Sedangkan dari kalangan ulama beliau mencontohkan sikap al-Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa yang hijrah dari Basrah menuju Hadramaut, atau sikap Faqih al-Muqaddam yang mematahakan pedangnya dan bergabung dalam dunia tasawuf. Yang jelas pemikiran beliau ini sangat membantu kaum muslimin dalam menyikapi berbagai persoalan yang timbul saat ini, orang yang faham akan fiqih ini akan bersikap dengan dasar nas nabawiy, bukan dengan dasar emosional atau ikut-ikutan. Masalah ini diistilahkan oleh beliau dengan sunnah al-Mawaqif (cara bersikap/berindak).

    Sabtu, 11 April 2015

    BEM INI DALWA

    NAMA NAMA LAIN BULAN ROMADHON


               Assalamualaikum para pembaca yang di rahmati Allah SWT, sebentar lagi kita akan memasuki bulan romadhon, sebelum memasukinya kita cari tahu asal usul tentang semua yang berkaitan dengan puasa, masalah hukum maupun hal unik lain tentang bulan ramadhan

    Minggu, 22 Maret 2015

    BEM INI DALWA

    Kupas Tuntas Masalah Thoharoh dan Unsur-unsurnya


    Didalam agama kita yang mulia dan satu-satunya agama yang mendapat jaminan dari Allah, kita semua pasti mengenal apa yang disebut dengan thoharoh (bersuci). Inilah salah satu kekhususan dan keistimewaan dalam islam, karena hampir setiap hal memiliki perhatian khusus, bahkan dalam hal bersuci pun islam sangat memperhatikannya, seperti tertuang dalam Hadist Nabi,
    قال رسول الله صل الله عليه وسلم  الطهر من الايمان
    (Kebersihan itu sebagian dari iman)
    Secara garis besar, hadist diatas menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak menjaga kebersihan maka orang tersebut belum sempurna imannya.
                Ditambah lagi dengan fakta bahwa Allah sangat menyukai yang indah dan bersih, dengan dalil :
    ان الله جمىل يحب الجمال
    (Allah itu indah dan menyukai keindahan)
    Lalu juga para malaikat pun menyukai kebersihan, realita berkata bahwa malaikat senang dengan apa yang menusia senangi, jadi ketika kita menampilkan kebersihan dan kerapian sehingga membuat manusia yang melihat senang kepada kita.
                Kembali ke topik pembicaraan, thoharoh itu terbagi menjadi 2, yaitu :
    1.      Thoharoh Hissiyah : Thoharoh dari hadas dan najis
    2.      Thoharoh Qalbiyyah : Thoharoh dari penyakit-penyakit hati, seperti ujub (mengagumi diri sendiri dan meremehkan orang lain), sombong (menolak kebenaran dan merendahkan orang lain), hasud (tidak senang melihat orang lain senang, riya’ (memamerkan kebaikan yang telah dikerjakan dan disebut-sebut didepan orang).
    Thoharoh secara etimologi adalah pembersihan, dan secara terminologi adalah simbol dari mengangkat hadats. Thoharoh sendiri terbagi menjadi 4, yaitu :
    1.      Wudlu
    2.      Mandi janabah
    3.      Tayammum
    4.      Menghilangkan najis


    Sedangkan alat dan perantara untuk bersuci ada 4, yaitu :
    1.      Air,berdasarkan dalil    خلق الله الماء لىطهركم به (Aku ciptakan untuk kalian air untuk sarana bersuci (Hadits))
    2.      Debu, Bisa dipakai ketika air tidak ada
    3.      Menyamak, yaitu membersihkan kulit hewan yang disembelih agar menjadi suci.
    4.      Batu untuk istinja,.


    Penulis : Sy. Ja’far Al Haddar
    Sumber : Fathul Mu’in, Kifayatul Ahyar, Al-Aham.

    Rabu, 04 Maret 2015

    BEM INI DALWA

    TIPS ANTI MALAS SHOLAT 5 WAKTU



    TIPS ANTI MALAS SHOLAT 5 WAKTU

    Shalat adalah tiang agama. Nah lho, kalau
    tidak shalat berarti tiangnya kemana? Rasa
    malas sering datang ketika waktunya
    shalat.
    Bagaimana cara mengatasinya ?
    Yuk simak tips berikut :
    1. Niat
    Segala perbuatan tergantung pada niatnya.
    Niatkan pada diri kita untuk selalu shalat
    tepat di awal waktu. Bersungguh-sung
    guhlah melawan rasa malas itu. Jangan
    sampai rasa malas menguasai diri kita.
    2. The power of habit
    Biasakanlah untuk shalat lima waktu
    berjama’ah dimasjid ( bagi pria), walau
    pada awalnya terasa berat tapi kalau
    sudah dibiasakan akan terasa ringan
    bahkan kita akan merasa rugi bila
    meninggalkannya .
    3. Kontrol diri
    Jika rasa malas itu kembali menggerogoti
    kita, lawan saja. Ingat kewajiban kita
    sebagai orang muslim, ingatlah balasan/
    adzab Allah terhadap orang-orang yang
    meninggalkan shalat.
    4. Jangan pernah di tunda
    Jika adzan telah dikumandangkan,
    segeralah untuk berwudhu. Apabila
    sedang melakukan aktivitas sepenting
    apapun, berhentilah sejenak. Ini mungkin
    yang susah dilakukan, tapi menunda shalat
    akan menimbulkan rasa malas nantinya. Jangan tunda,
    segera laksanakan shalat.
    5. Komitmen
    Komitmen terhadap diri sendiri. Shalat itu
    kewajiban, dan kewajiban itu harus
    dilaksanakan. Lakukan terus secara
    konsisten, sehingga shalat pun berubah
    fungsi menjadi kebutuhan.
    Rasa malas itu bisa datang kepada siapa saja.
    Tergantung bagaimana kita
    menyikapinya. Yang terpenting adalah niat,
    usaha, kemauan dan komitmen untuk
    melakukan shalat
    5. Waktu tepat waktu.
    Subhanallah….
    Semoga Allah memberikan kita petunjuk
    dan hidayah-Nya, agar di setiap ilmu yang
    kita miliki, dapat menggerakkan kita untuk
    lebih dekat lagi kepada Allah. Aamiin.
    Semoga tulisan ini dapat membuka pintu
    hati kita yang telah lama terkunci