Perilaku konsumtif, kebarat-baratan, menjalani kehidupan tanpa batas, itulah yang terjadi pada masa modern ini. Terlebih di Indonesia, hal ini hampir menjadi karakter mayoritas anak bangsa. Inilah dampak negatif yang ditimbulkan dari proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan, atau biasa disebut globalisasi. Hal ini dikarenakan generasi masa kini tak bisa memilih dan menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka sudah terbawa arus globalisasi. Lebih dari itu, maraknya media dalam mentransfer berbagai macam aspek yang berkaitan dengan globalisasi membuat pengaruhnya begitu cepat diterima oleh masyarakat, melalui penampilan figur yang dipublikasikan di media, hingga masuknya berbagai pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Inilah yang sedang dihadapi umat Muslim, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bagaimana mempertahankan aqidah dan iman yang tetap terjaga hingga bisa menjadi tameng dalam mengahadapi globalisasi. Tak dipungkiri lagi, pesantren yang merupakan tempat menanamkan nilai-nilai al-Qur’an harus bisa melahirkan bibit penakluk globalisasi supaya tidak tersibghoh oleh globalisasi pemikiran yang sedang menyerang masyarakat. Sehingga, sudah menjadi tugas utama kita, para santri terlebih kita sebagai mahasiswa santri untuk bersatu dan menaklukkan globalisasi pemikiran dengan nilai-nilai al-Qur’an yang didapat sejak lahir sampai sekarang. Setelah kemarin mahasiswa santri menjadi ujung tombak peradaban Islam, maka sesuai dengan fenomena yang dihadapi saat ini, mahasiswa santri harus bisa bersatu untuk menaklukkan globalisasi pemikiran dengan nilai-nilai al-Qur’an yang ditanamkan di Pesantren. Oleh karenanya, dengan adanya Halaqoh BEM Pesantren ini diharapkan bisa menjadi wadah mahasiswa santri untuk memahami dan memerankan diri sebagai penakluk Globalisasi Pemikiran. 4 Melalui programnya yaitu, Silaturrahim Nasional Bem Pesantren Se-Indonesia. Kami mengangkat tema “Mahasiswa Santri Penakluk Globalisasi Pemikiran dengan AlQur’an“. Selain ajang silaturahhim, diharapkan melalui silaturrahim nasional ini mahasiswa santri bisa menyatukan pikiran, visi misi, serta langkah untuk mengembalikan kejayaan peradaban islam di Indonesia. Melalui ajang silaturrahim ini juga, kita mengingat kembali sejarah kemerdekaan Indonesia, di mana santri dan ulamalah yang berperan besar dalam mewujudkannya. Selain itu, ditengah banyak polemik persatuan ummat di Indonesia kita juga berharap mahasiswa santri tetap memperjuangkan dan mempersatukan kembali umat ini sehingga peradaban islam akan kembali tegak di dunia, khususnya di bumi pertiwi ini. 11 November 2016 adalah hari yang tak kan terlupakan di mana semua bem yang berbasis pesantren berkumpul bersama untuk membahasa problematika ummat khususnya problematika nusantara ini, BEM INI DALWA ta'mau ketinggalan untuk memeriahkan dan mewarnai acara tersebut, ta'bisa dipungkiri BEM INI DALWA sudah menjadi keluarga sekaligus Deklarator Halaqoh Bem Pesantren
Tampilkan postingan dengan label Silatnas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Silatnas. Tampilkan semua postingan