Didalam agama kita yang mulia dan satu-satunya agama yang mendapat jaminan dari Allah, kita semua pasti mengenal apa yang disebut dengan thoharoh (bersuci). Inilah salah satu kekhususan dan keistimewaan dalam islam, karena hampir setiap hal memiliki perhatian khusus, bahkan dalam hal bersuci pun islam sangat memperhatikannya, seperti tertuang dalam Hadist Nabi,
قال
رسول الله صل الله عليه وسلم الطهر من
الايمان
(Kebersihan itu sebagian
dari iman)
Secara garis besar, hadist diatas
menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak menjaga kebersihan maka orang
tersebut belum sempurna imannya.
Ditambah
lagi dengan fakta bahwa Allah sangat menyukai yang indah dan bersih, dengan
dalil :
ان
الله جمىل يحب الجمال
(Allah itu indah dan
menyukai keindahan)
Lalu juga para malaikat pun menyukai
kebersihan, realita berkata bahwa malaikat senang dengan apa yang menusia
senangi, jadi ketika kita menampilkan kebersihan dan kerapian sehingga membuat manusia
yang melihat senang kepada kita.
Kembali
ke topik pembicaraan, thoharoh itu terbagi menjadi 2, yaitu :
1.
Thoharoh
Hissiyah : Thoharoh dari hadas dan najis
2.
Thoharoh
Qalbiyyah : Thoharoh dari penyakit-penyakit hati, seperti ujub (mengagumi diri
sendiri dan meremehkan orang lain), sombong (menolak kebenaran dan merendahkan
orang lain), hasud (tidak senang melihat orang lain senang, riya’ (memamerkan
kebaikan yang telah dikerjakan dan disebut-sebut didepan orang).
Thoharoh
secara etimologi adalah pembersihan, dan secara terminologi adalah simbol dari
mengangkat hadats. Thoharoh sendiri terbagi menjadi 4, yaitu :
1.
Wudlu
2.
Mandi
janabah
3.
Tayammum
4.
Menghilangkan
najis
Sedangkan
alat dan perantara untuk bersuci ada 4, yaitu :
1.
Air,berdasarkan
dalil خلق
الله الماء لىطهركم به (Aku ciptakan untuk
kalian air untuk sarana bersuci (Hadits))
2.
Debu,
Bisa dipakai ketika air tidak ada
3.
Menyamak,
yaitu membersihkan kulit hewan yang disembelih agar menjadi suci.
4.
Batu
untuk istinja,.
Penulis : Sy.
Ja’far Al Haddar
Sumber
: Fathul Mu’in, Kifayatul Ahyar, Al-Aham.