Kegiatan Halaqoh BEM Pesantren yang
dilaksanakan pada hari selasa, 21 Februari 2015 di pesantren Tebuireng seperti
menjadi pintu gerbang perjuangan para mahasiswa santri untuk bangkit dan
memperlihatkan eksistensi pada dunia bahwa santri juga bisa menggebrak dan
membuat pergerakan .
Semangat yang didasari dengan niat
untuk meneruskan perjuangan para pendahulu – pendahulu yang berhasil mengusir
Belanda dan penjajah pada zamannya, begitu juga dengan ghiroh untuk berkhidmah
pada almamater ma’had maupun bangsa , sehingga itu semua menjiwai mahasiswa
santri untuk berjuang dalam perjuangan kekinian untuk melawan aliran – aliran
sesat yang menggerogoti islam dari dalam maupun untuk membuktikan bahwa para
santri sekarang bukan lagi santri yang terkurung dalam lingkaran keapatisan
tetapi saat ini mereka sudah siap keluar untuk membawa bendera islam dan
mengembalikan kejayaan islam melalui ilmu, keterampilan yang disertai dengan
akhlak dan adab yang menjadi ciri utama dari santri.
Halaqoh BEM Mahasiswa juga seakan
menjadi angina segar ditengah kerusakan moral dan akhlak di era ini, karena
mahasiswa santri mempunyai bekal yang lain daripada mahasiswa biasa yaitu bekal
ilmu dan akhlak, didasarkan pada yang pernah di utarakan oleh Imam Syafi’I Ra :
من
اراد الدنيا فعليه بالعلم, ومن اراد الأخيرة فعليه بالعلم , ومن اراد هما فعليه
بالعلم .
Artinya
: barang siapa yang menginginkan kebahagian di dunia harus dengan ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kebahagian akhirat harus dengan ilmu, dan barang
siapa yang menginginkan kebahagian dunia akhirat harus dengan ilmu.
Sehingga kejayaan yang dinanti pun
hanya tinggal menungu waktu saja , pergerakan yang berdasarkan pada ilmu
seperti menjadi bisyaroh dari rasullullah untuk para mahasiswa santri yang kaya
pada ilmu, baik itu dari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Ditambah dengan tarbiyah akhlak yang
diajarkan oleh pera murabbi santri di ma’had mana pun mereka tinggal.sehingga
ini seakan menjadi nilai plus dan titik utama perbedaan antara kita dan mereka,
karena memang seperti diungkapkan dalam sebuah maqalah sang bijak
من
لا ادب لا علم له
“Barang siapa tidak berakhlak, maka seakan tak berilmu”
Acara yang berlangsung selama 3 hari
itu juga berlangsung dengan sangat meriah dan juga mencerminkan jiwa Mahasiswa
Santri yang berkapabilitas dan berintelektual, mulai dari acara Seminar dengan
tema “Peran Perguruan Tinggi Pesantren untuk Masa Depan Bangsa” yang
menghadirkan Narasumber-narasumber tingkat nasional seperti
Dr.Ir.K.H.Sholahudin Wahid (Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng), Dr.K.H. Abdul
Ghoffar (Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan) dan K.H.Reza Ahmad
Zahid Lc. MA (Ketua Rabithatul Ma’ahidil Islamiyyah Jawa Timur) lalu juga
pelantikan kepengurusan baru BEM Ma’had Aly Tebuireng yang dilanjutkan dengan
Stadium General oleh Prof.Dr.K.H.Abdurrahman Nafis Lc. M.H.I dan dengan
rangkain sidang pembahasan AD/ART sekaligus penandatanganan peresmian
terbentuknya Organisasi Halaqah BEM Pesantren Jawa Timur.
Semoga dengan adanya event dan
Organisasi ini bisa sebagai pewujud cita-cita para pendahulu yang ingin agar
Indonesia bisa menjadi Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur dan santri bisa
menunjukkan jatidirinya sebagai agen perubahan
di Masyarakat.