Banyak manusia yang salah dalam pemahaman hakikat dari sebab –
sebab yang bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir, dimana golongan – golongan
tersebut sangat mudah sekali memvonis seseorang menjadi kafir hanya karena
perbedaan sepele yang bahkan tidak masuk dalam ruang lingkup, sehingga seakan –
akan di dunia ini tidak tersisa umat islam kecuali dia, sedangkan golongan
lainnya seakan celaka dan tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Tentu saja hal tersebut merupakan
kesalahn yang fatal, karena syari’at menunjukkan ke haraman menjustifikasi
seorang menjadi kafir jika orang tersebut masih melaksanakan sholat, menegakkan
kewajiban-kewajiban, menjahui larangan, menghidupi masjid dan amal ibadah
lainnya. Sehingga akan sangat bahaya jika kita dengan mudahnya serampangan
memvonis seseorang menja di kafir seperti telah tertuang dalam hadist
Rasulullah S.A.W :
" إذا قال الرجل لأخيه : يا كافر فقد
باء بها احد هما "
“Apabila seseorang
muslim mengatakan kepada saudara muslimnya ”Hai kafir ‘ maka telah kafir
salah satu di antara mereka .”
Berkata Al-Alim Sayyid Ahmad Masyhur Al- Haddad :
“ Para ulama’ telah bersepakat tentang keharaman menjustifikasi
kafir orang – orang ahli kiblat. Kecuali bagi mereka yang menyaksikan kekuasaan
Allah SWT, melakuakan perbuatan syirik yang tak bisa di toleransi, mengingkari
kenabiaan, menganggap nabi Muhammad SAW bukan nabi yang terakhir dan
mengingkari hal – hal syari’at yang sudah jelas dalil – dalilnya (Seperti mengingkari
kewajiban sholat)”.
Sehingga jika keserampangan dan asal
– asalan dalam mengkafirkan seseorang ini terus berlanjut maka perpecahan –
perpecahan tidak akan bisa terhindarkan, karena masing – masing kelompok
mengaggap bahwa kelompoknya masing – masinglah yang benar dan lurus, sedangkan
yang lainya sesat dan kafir . Dan ini semua tentu menciderai usaha nabi yang
dari dulu berusaha untuk mengislamkan umat manusia seluruhnya, tetapi saat ini
malah dengan mudahnya kita keluarkan umat – umat Nabi Muhammad SAW hanya karena
perbedaan remeh ataupun demi terwujudnya kepentingan – kepentingan dan ambisi –
ambisi terselubung masalah diniawiyah.
Maka sudah menjadi aksioma, bahwa
sebagai sesame muslim tidak boleh untuk saling mengkafirkan satu sama lain, dan
mudah – mudahan kita selalu di naungi ridho dan ‘inayahNya agar selamat dari
fitnah – fitnah mereka dan fitnah – fitnah akhir zaman.
Penulis
: M.Ilham Bayhaqi (Presiden BEM INI DALWA)